ILMU MENYAMBUT RAMADHAN
#aprilchallenge
Marhaban ya Ramadhan
MARI SIAPKAN DIRI MENYAMBUT
BULAN SUCI DENGAN ILMU RAMADHAN
Hanya beberapa
hari lagi Ramadhan segera datang. Sudah selayaknya kita bergembira. Tentu
karena bulan Ramadhan adalah bulan yang agung. Bulan yang penuh dengan
kemuliaan dan keberkahan. Rasulullah bersabda saat Ramadhan menjelang:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ،
ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ
ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ
ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
Sungguh telah
datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa
di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup
dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu
bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan
malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung) (HR
Ahmad dan an-Nasa’i).
Mengomentari
hadis di atas, Imam Ibnu Rajab berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman
tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka? Bagaimana mungkin orang yang
pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Subhanahu Wataala) tidak
gembira saat pintu-pintu neraka ditutup? Bagaimana mungkin orang yang berakal
tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâif
al-Ma’ârif, hlm. 174).
Ragam Keutamaan Ramadhan
Setidaknya ada 9 (sembilan)
keutamaan Ramadhan. Pertama : Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diwajibkan
puasa agar manusia meraih takwa (QS al-Baqarah [2]: 183).
Kedua : Bulan turunnya al-Quran (QS
al-Baqarah [2]: 185).
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ
مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ
وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya
diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib
menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Ketiga : Bulan pengampunan dosa .
Rasulullah bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa saja yang
berpuasa pada Bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu (HR al-Bukhari dan Muslim).
Keempat : Bulan pembebasan dari
neraka . Nabi bersabda:
وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ
وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Bagi Allah
banyak orang-orang yang dimerdekakan dari Neraka. Hal itu terjadi setiap malam
(HR at-Tirmidzi dan Ibn Majah).
Kelima : Bulan kedermawanan . Di
dalam suatu hadis dinyatakan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ...
Rasulullah saw. adalah orang yang
paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan… (HR al-Bukhari
dan Muslim).
Keenam : Di dalamnya pintu-pintu
surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Jika Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu (HR al-Bukhari dan Muslim).
Ketujuh : Bulan pengabulan doa .
Hal ini dapat dipahami dari firman Allah dalam QS al-Baqarah di sela-sela
menjelaskan tentang hukum-hukum puasa (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 186).
وَاِذَا
سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُوْنَ
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia
berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman
kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
Kedelapan : Bulan dilipatgandakan
pahala . Rasulullah bersabda:
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ، تَعْدِلُ
حَجَّةً
Umrah pada bulan Ramadhan setara
dengan satu kali haji (HR Ibn Majah dan at-Tirmidzi).
Kesembilan : Di dalamnya terdapat
Lailatul Qadar . Rasulullah bersabda:
إِنَّ
هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ، وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ،
مَنْ حُرِمَهَا، فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا
إِلاَّ مَحْرُومٌ.
Sungguh bulan ini (Ramadhan) telah hadir di tengah-tengah
kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Siapa saja yang terhalangi dari malam itu, sungguh dia telah terhalangi dari
kebaikan secara keseluruhan. Tidaklah terhalangi dari kebaikannya kecuali
seorang yang rugi (HR Ibn Majah).
Menyiapkan Diri
Dengan ragam keutamaan Ramadhan di atas, tentu tidak selayaknya Ramadhan kita sia-siakan. Agar tak sia-sia, kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kedatangannya. Dengan begitu kita tidak termasuk orang yang disabdakan Rasulullah saw., “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga.” (HR Ahmad).
Paling tidak, ada empat hal yang perlu disiapkan untuk menyambut
kedatangan Ramadhan. Pertama : Bertobat dan mensucikan diri. Ramadhan adalah
bulan suci. Sudah selayaknya bulan suci disambut juga dengan kesucian jiwa
kita, yakni dengan membersihkan diri dari segala dosa dan kemaksiatan. Apalagi
semua yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita saat ini—musibah, bencana,
wabah, sempitnya kehidupan kita dan hilangnya keberkahan hidup—tentu tidak
dapat dilepaskan dari dosa-dosa kita.
Kedua : Bersyukur kepada Allah karena kita masih diberi kesempatan
untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan. Betapa banyak saudara-saudara kita, di
sepanjang 2020-2021 hingga menjelang bulan Ramadhan ini, yang dipanggil oleh
Allah Subhanahu Wa Taala.
Ketiga : Meningkatkan kapasitas ilmu. Setiap Muslim diwajibkan membekali
diri dengan ilmu ketika hendak beribadah dan beramal. Harapannya agar amal
ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah. Demikian halnya ibadah pada
bulan Ramadhan, terutama puasa. Kita harus mengetahui rukun dan hal-hal yang
dapat merusak ibadah puasa. Apalagi mencari ilmu adalah wajib bagi setiap
Muslim (HR al-Bukhari).
Keempat : Membulatkan niat dan memiliki himmah ‘aliyah (cita-cita tinggi)
untuk berusaha memperbaiki perkataan dan perbuatan, bersungguh-sungguh dalam
ketaatan, menghidupkan bulan Ramadhan dengan amal shalih dan berpuasa dengan
sebenar-benarnya.
Bulan Al-Quran
Allah berfirman:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Ramadhan adalah bulan yang di
dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelas dari
petunjuk (tersebut) dan pembeda (antara haq dan batil) (TQS al-Baqarah [2]:
185).
Karena itu Bulan Ramadhan identik dengan Bulan al-Quran. Salah satu
ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan ini pun berkaitan dengan al-Quran;
membaca, memahami dan merenungkan al-Quran. Tentu di atas semua ini adalah
mengamalkan al-Quran. Karena itu pula, hal yang paling tercela di bulan ini
adalah meninggalkan al-Quran ( hajr al-Qur’an ), baik dengan tidak membaca dan
mempelajari al-Quran, apalagi tidak mengamalkan al-Quran.
Di negeri ini, atas izin dan karunia Allah, banyak penghapal dan pengkaji
al-Quran. Sebagian masyarakat pun cukup antusias untuk mengamalkan al-Quran
dalam kehidupan pribadi mereka. Namun, sebagai sebuah umat, negeri ini belum
mengamalkan al-Quran. Yang ada justru al-Quran dimusuhi. Tentu bukan memusuhi
fisiknya, namun hukum-hukumnya. Dituduh intoleran, sumber terorisme, radikal, ekstrem,
bar-bar dan pemecah-belah. Saat yang sama, hukum-hukum thaghut ditegakkan dan
dihargamatikan. Padahal jelas tindakan tersebut merupakan kejahatan dan dosa
besar.
Terkait itu Nabi bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ
وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا
بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Shalat lima waktu, shalat Jumat hingga shalat Jumat berikutnya, dan
Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya dapat menghapus dosa-dosa yang terjadi di
antara keduanya selama dosa-dosa besar ditinggalkan (HR Muslim dan Ahmad).
Artinya, siapa
saja yang masih melakukan dosa besar, meski dia berpuasa Ramadhan, hal itu
tidak akan berujung pada pengampunan dosa-dosanya.
Faktanya, karena syariah Islam dimusuhi dan digantikan dengan hukum-hukum
kufur, dosa-dosa besar menjadi sangat lumrah dilakukan oleh kebanyakan
masyarakat. Misalnya, zina, minum khamer dan riba. Yang lebih besar lagi
dosanya adalah berhukum dengan selain hukum Islam. Pelakunya bisa terkategori
zalim, fasik bahkan kafir (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45, 47). Sayangnya,
inilah yang terjadi di negeri ini.
Rasulullah juga bersabda:
مَنْ
لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Siapa saja yang
tidak meninggalkan perkataan yang melenceng dari kebenaran dan malah
mengamalkannya, Allah tidak membutuhkan puasanya (HR al-Bukhari).
Kata “qawl” sering diterjemahkan “perkataan”. Sebenarnya di dalam Bahasa
Arab kata ini bermakna “keyakinan”, sebelum menjadi ucapan. Sebab, menurut
aslinya, ucapan bersumber dari keyakinan. Adapun kata “az-zur” bermakna segala
sesuatu yang melenceng dari haq (kebenaran). Dari sini, hadis di atas dapat
kita artikan bahwa Allah tidak sudi menerima puasa kita jika kita masih
berkeyakinan dan mengamalkan apa yang melenceng dari kebenaran. Demokrasi yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak menetapkan hukum adalah az-zur tingkat
tinggi. Sekularisme yang menyatakan kehidupan tidak harus atau tidak boleh
diatur dengan Islam adalah az-zur yang nyata. Jika kita masih mengamalkan
sekularisme, demokrasi, kapitalisme dan derivasinya, saat itu pula puasa kita
terancam akan sia-sia belaka.
Oleh sebab itu,
kita wajib meninggalkan semua itu, lalu bersegera untuk mengamalkan dan
menerapkan syariah Allah secara kaffah , agar kita dapat masuk ke pintu
rahmat dan ampunan-Nya, khususnya pada bulan yang penuh berkah ini. Semoga
Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua. Aamiin.
والله اعلم بالصواب
بارك الله فيكم
Mantaap jiwa!
BalasHapusMakasih pengingatnya Bu Aan..
sama sama ambu tini. peluk dari jauh
HapusMasya Allah. Sungguh faedah ilmu yang sangat luar biasa. Namun, alangkah bagusnya jika menulis nabi, jangan disingkat SAW. Begitu pula dengan Allah, jangan SWT. Tulis saja lengkap apa adanya. Syukron.
BalasHapusterima kasih atas masukanya pak rizky. siap laksanakan edit hehe
HapusMasya Allah kita harus benar-benar siap untuk menyambut ramadhan..
BalasHapussemangat bu
HapusTerima kasih ilmunya untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Semoga semakin memaknai hadirnya.
BalasHapussama2 bunda suyati
HapusSubhanallah, ilmu daging semua ini.
BalasHapusTerimakasih sudah berbagi...
Sehat selalu dan Semoga dilimpahkan keberkahan
Aamiin
Aamiin. suwun pak indra..
HapusTerima kasih ilmunya luar biasa
BalasHapusMonggo singgah juga di blog saya dan ditunggu komen nya link di bawah ini
https://hernisbanah.blogspot.com/2021/04/imun-meningkat-dengan-mengkonsumsi-buah.html
baik bu siapp
HapusSubhanalloh... Bunda, trimks tips untuk menyambut Ramadhan. Kadang2 kita suka lupa. Tulisannya keren...
BalasHapus